Makalah Kimia Organik
“Hidrokarbon (Alkana, Alkena, Alkuna
dan Isomer)”
Disusun Oleh :
ISRAIL (09220150050)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat limpahan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul ; Hidrokarbon
(Alkana, Alkena, Alkuna dan Isomer).
Makalah
ini dikemas sedemikian rupa sebagai pendamping materi meliputi beberapa
pembahasan tentang hidrokarbon aromatik, alifatik, alisiklik, siklik, senyawa
jenuh dan tak jenuh dan penyajiannya berapa ringkasan materi.
Makalah
ini sebagai sarana kreatif mahasiswa, selalu mengarah pada kebaikan dan
kesempurnaan. Makalah ini juga membantu para pendidik dalam memberikan arahan
dan bimbingan. Selain itu, makalah ini dapat menjadi penuntun mahasiswa dalam
memahami materi yang disajikan.
Selanjutnya,
kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………………. 4
B. Rumusan masalah …………………………………………….. 5
C. Manfaat ……………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Senyawa hidrokarbon …………………………………………….. 6
B. Penggolongan senyawa hidrokarbon …………………………....... 7
C. Tata nama senyawa …………………………………………….. 15
D. Penggunaan hidrokarbon ……………………………………... 19
E. Isomer hidrokarbon …………………………………………….. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 25
B. Saran ……………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salah satu
rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini
tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon,
seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu
senyawa karbon paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak
digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan gas alam.
Senyawa
hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan
pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O),
karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO).
Sampai saat ini terdapat lebih
kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak dipungkiri, karena atom karbon
yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa -senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh
karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,
para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis
ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir
semua yang kita gunakan atau kenakan dalam menjalankan aktifitas adalah hasil
olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis tempat
pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk -
produk dari hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui
produk – produk yang dihasilkan dari hidrokarbon.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1)
Apakah
senyawa hidrokarbon itu?
2)
Bagaimana
karateristik dan klasifikasi hidrokarbon?
3)
Apa
itu Alkana, Alkena dan Alkuna ?
4)
Apa
manfaat dari senyawa hidrokarbon ?
C.
MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
mengenai seluk beluk senyawa hirokarbon bagi kalangan pelajar maupun kalangan
umum. Sehingga kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai penggolongan senyawa
hidrokarbon dan pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Senyawa
hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C)
dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom
hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga
sebagai pengertian dari hidrokarbon
alifatik.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas
hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan
uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan pembakaran
tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O),
karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa
karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi dengan
menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda dengan
adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan
menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui
reaksi:
CO2
(g) + Ca(OH)2 (aq) à CaCO3 (s) + H2O
(l)
Senyawa
karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik)
oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Karbon organic
|
Karbon anorganik
|
Di dalam strukturnya terdapat
rantai atom karbon.
|
Di dalam strukturnya tidak
terdapat rantai atom karbon.
|
Struktur molekulnya dari yang
sederhana sampai yang besar dan kompleks
|
Struktur molekulnya sederhana
|
Mempunyai
isomer
|
Tidak mempunyai isomer
|
Mempunyai
ikatan kovalen
|
Mempunyai ikatan ion
|
Titik
didih/leleh rendah
|
Titik didih/leleh tinggi
|
Umumnya tidak mudah larut dalam
air
|
Mudah larut dalam air
|
Kurang
stabil terhadap pemanasan
|
Lebih stabil terhadap pemanasan
|
Reaksi umumnya berlangsung lambat
|
Reaksi
berlangsung lebih cepat
|
KEKHASAN
ATOM KARBON
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus
Lewis yang ditunjukkan di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat
membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron
dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat
atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan
atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon
lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada
etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon
lain memungkinkan terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur
(membentuk rantai panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom
karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka
akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh
gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga
terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.
B. Penggolongan
Senyawa Hidrokarbon
Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon
lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang
diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang
diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang
diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang
diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor
(1) : atom C primer
nomor
(2) : atom C sekunder
nomor
(3) : atom C tersier
nomor
(4) : atom C kuartener
Berdasarkan kerangkanya :
a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka
(alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka,
baik lurus, bercabang, berikatan Senyawa
hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan tunggal atau berikatan
rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup
(asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai tertutup. Dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
ü Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu
senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang mengandung ikatan jenuh atau
tidak jenuh. atau dapat ditulis.
ü Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu
senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang membentuk cincin benzena atau
terdapat ikatan rangkap dan tunggal yang bergantian. atau dapat ditulis.
Hidrokarbon
berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas :
1. Alkana
Alkana
adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon
ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus
umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon
jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam
bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus
strukturnya berbeda
dinamakan isomer
struktur.
a.
Sifat-sifat Umum Alkana
1. Hidrokarbon jenuh
(tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan
parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana
dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin
tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka yang
bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan :
mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik
seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber
utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
b.
Sifat Fisis Alkana
Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan
butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair;
sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana tidak larut
dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida,
dan alkana lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya
(semakin besar nilai Mr), maka:
1. titik didih dan titik
lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih
tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
2. kerapatannya makin
besar
3. viskositas alkana
makin naik.
4. volatilitas alkana
makin berkurang
c.
Sifat
Kimia Alkana
Pada
dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia
zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya,
yaitu:
-
Alkana
memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H
tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi
masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi
tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran
elpiji di atas.
-
Alkana
memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non
polar karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana
dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan
halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti
asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi
alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan
dibahas di sini, yakni:
1.
Pembakaran
Alkana
2.
Perengkahan
( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3.
Reaksi
Substitusi Alkana oleh Halogen
Deret Homolog Alkana
Deret
homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang
sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai
beda CH2atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan
cabang yang nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku
berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin
tinggi titik didihnya
2.
Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun
cukup reaktif. Gugus fungsi alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap
dua (C=C)
1)
Sifat-sifat Umum Alkena
Ø Hidrokarbon tak
jenuh ikatan rangkap dua
Ø Alkena disebut juga
olefin (pembentuk minyak)
Ø Sifat fisiologis
lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
Ø Sifat sama dengan
Alkana, tapi lebih reaktif
Ø Sifat-sifat : gas
tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi
3 – 34 %)
Ø Terdapat dalam gas
batu bara biasa pada proses “cracking”
2)
Sifat Fisika Alkena
Alkena mempunyai sifat tidak larut
dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik didih bertambah tinggi
dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan massa jenis
alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang
sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini
disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π
tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
3)
Sifat kimia Alkena
Ikatan rangkap yang
dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi.
Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi
diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi
adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan
tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu. Selain sifat-sifat tersebut
dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah,
apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap
air.
Deret
Homolog Alkena
Pemberian nama alkena sesuai dengan
pemberian nama alkane hanya mengganti akhiran –ana dengan –ena. Deret homolog
senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.
No.
|
Rumus
|
Nama
|
1.
|
C2H4
|
Etena
|
2.
|
C3H6
|
Propena
|
3.
|
C4H8
|
Butena
|
4.
|
C5H10
|
Pentena
|
5.
|
C6H12
|
Heksena
|
6.
|
C7H14
|
Heptena
|
7.
|
C8H16
|
Oktena
|
8.
|
C9H18
|
Nonena
|
9.
|
C10H20
|
Dekena
|
3.
Alkuna
Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C≡C-).
Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki
rumus CnH2n-2.
a.
Ciri – ciri Alkuna
1.
Hidrokarbon
tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena,
tetapi lebih reaktif
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 +
Ca(OH)2
4. Sifat-sifat :
-
Suatu
senyawaan endoterm, maka mudah meledak
-
Suatu
gas, tak berwarna, baunya khas
b. Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan
sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik didihnya, tiga senyawa
alkuna terpendek berwujud gas. Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut
di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama
seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan
alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka
titik didihnya makin tinggi.
c. Sifat
Kimia Alkuna
·
Adanya
ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
·
reaksi
adisi pada alkuna.
·
Reaksi
alkuna dengan halogen (halogenisasi)
·
Perhatikan
reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
·
Reaksi
alkuna dengan hidrogen halida
·
Reaksi
di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan
reaksi berikut:
·
Reaksi
alkuna dengan hidrogen
·
Polimerisasi
alkuna
·
Substitusi
alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
·
Pembakaran
alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2
dan H2O.
·
2CH=CH
+ 5 O2 à 4CO2
+ 2H2O
Deret
Homolog Alkuna
Asetilena adalah induk deret homolog
alkuna, maka deret ini juga disebut deret asetilena.
Atom C
|
Rumus Molekul
|
Nama
|
1
|
-
|
-
|
2
|
C2H2
|
Etuna
|
3
|
C3H4
|
Propuna
|
4
|
C4H6
|
Butuna
|
5
|
C5H8
|
Pentuna
|
6
|
C6H10
|
Heksuna
|
7
|
C7H12
|
Heptuna
|
8
|
C8H14
|
Oktuna
|
9
|
C9H16
|
Nonuna
|
10
|
C10H18
|
Dekuna
|
C. Tata Nama
Senyawa
1.
Tata Nama Alkana
Tata nama semua senyawa
organik terbagi menjadi tata nama sistematik dan tata
nama umum. Tata nama sistematik diatur oleh badan internasional IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry). Sedangkan nama umum
pemakaiannya sangat terbatas, karena hanya digunakan untuk senyawa-senyawa
dengan rumus molekul sederhana atau senyawa-senyawa tertentu saja.
Nama yang diberikan
pada suatu senyawa organik harus memberikan gambaran yang jelas mengenai rumus
strukturnya demikian pula sebaliknya dari struktur yang ada nama suatu senyawa
organik dapat ditentukan.
Aturan-aturan pemberian nama sistematik alkana bercabang
menurut IUPAC
1) Alkana tak bercabang pemberian nama sistematik
sesuai gambar di atas sedangkan untuk nama umum ditambah n (normal)
untuk alkana yang tidak bercabang.
CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana
2) Untuk alkana yang rantainya
bercabang, rantai utamanya adalah rantai dengan jumlah atom C terpanjang. Gugus
yang terikat pada rantai utama disebut substituen. Susstituen yang
diturunkan dari suatu alkana dengan mengurangi satu atom H disebut gugus
alkil. Gugus alkil memiliki rumus umum -CnH2n+1 dan
dilambangkan dengan –R. Pemberian nama gugus alkil sesuai dengan nama
alkana, tetapi mengganti akhiran -ana pada alkana asalnya dengan akhiran
–il. Nama dan rumus beberapa gugus alkil dapat dilihat pada ( gambar 1)
3) Rantai terpanjang nomori dari ujung
yang paling dekat dengan substituen sehingga rantai cabang memberikan nomor
yang sekecil mungkin. Pada pemberian nama, hanya nomor atom karbon rantai utama
yang mengikat substituen dituliskan kemudian diikuti nama susbstituen. (gambar
2)
4) Jika terdapat lebih dari satu
subtituen yang sama, maka nomor masing-masing atom karbon rantai utama yang
mengikat substituen semuanya harus dituliskan. Jumlah substituen ditunjukan
dengan awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya, yang berturut-turut
menyatakan jumlah substituen sebanyak dua, tiga, empat, lima dan seterusnya.
Penomoran tetap dimulai dari ujung yang paling dekat dengan substituen. (gambar
3)
5) Jika terdapat dua atau lebih
sustituen yang berbeda, maka dalam penulisan nama disusun berdasarkan urutan
abjad huruf pertama dari nama substituen. Penomoran rantai utama dimulai dari
ujung rantai yang nama substituen berdasarkan urutan abjad lebih awal. awalan
di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad.
6) Awalan-awalan sek-, ters- yang
diikuti tanda hubung tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan dengan tanda
hubung dan diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Awalam iso menunjukan
adanya gugus –CH(CH3)2 dan awalan neo- menunjukan adanya
gugus –C(CH3)3.
2.
Tata Nama
Alkena
Pemberian nama untuk senyawa-senyawa
alkena berdasarkan sistem IUPAC mirip pemberian nama pada alkana. Rantai
utama alkena merupakan rantai dengan jumlah atom C terpanjang yang melewati
gugus ikatan rangkap dan atom C yang mengandung ikatan rangkap ditunjukan
dengan nomor.
Ikatan rangkap yang dinomori
diusahakan memperoleh nomor serendah mungkin. Pemberian nama pada alkena yaitu
mengganti akhiran –ana pada alkana dengan akhiran –ena dengan
jumlah atom C sama dengan alkana. Pemberian nama untuk alkena bercabang seperti
pemberian nama pada alkana.
Alkena-alkena suku rendah nama umum lebih sering digunakan
dibanding nama sistematik. Misalnya :
3.
Tatanama Alkuna
Sistem IUPAC
1. Pemberian nama pada alkuna menyerupai
tata nama elkana yakni mengganti akhiran –ana pada alkana terkait dengan
akhiran –una.
2. Rantai atom karbon terpanjang adalah
rantai atom karbon yang mengandung ikatan ganda tiga
3. Penomoran dimulai dari salah satu
ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga mempunyai nomor serendah
mungkin.
4. Pada penulisan nama, atom C yang
mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan dengan nomor.
Contoh :
4.
Nama Umum
Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna
sederhana. Dalam pemberian nama umum alkuna dianggap sebagai turunan asetilena
(C2H2) yang satu atom hidrogennya diganti oleh gugus
akil.
Contoh:
D. Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan
1) Alkana
a) Gas Alam
Hampir
80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4)
dan 20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan
juga butana. Gas alam yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi
bahan bakar alternatif selain minyak bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu
minus 160 derajat akan berubah wujud menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas
(populer dengan nama elpiji). Dalam bentuk inilah gas alam terasa sekali
kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, las, bahan bakar
kendaraan (BBG), dan lain – lain.
b) Metil Klorida atau Monoklor Metana
(CH3Cl)
Seiring
dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak
ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang
dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan
sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak
merusak ozon.
c) Kloroform (CHCl3)
Kegunaan
senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil reaksi
subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering
digunakan sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan
nama obat bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu
mengurangi rasa sakit saat operasi. Tidak hanya itu, kloroform pada suhu kamar
punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut organik.
d) Karbon Tetraklorida
Di
dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat.
Sama dengan kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut
nonorganik.
e) Minyak Tanah
Hampir
semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah satunya
yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang
yang memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini
sangat berguna. Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi
sehingga menghasilkan berbagai produk salah satunya minyak tanah.
f)
Butana
Berguna sebagai bahan
bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
g)
Oktana
Komponen utama bahan
bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.
2)
Alkena
-
Etena;
digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
-
(PE).Propena,
digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer, yaitu
polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
-
Dapat
digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
-
Untuk
memasakkan buah-buahan
-
Sintesis zat lain (gas alam, minyak
bumi, etanol)
3)
Alkuna
Ø Etuna (asetilena) yang sehari-hari
dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang dengan air :
CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
Ø untuk penerangan
Ø Sintesis senyawa
lain.
E. ISOMER
SENYAWA HIDROKARBON
Kita sering menjumpai suatu senyawa
kimia yang memiliki rumus kimia/ molekul sama tetapi memiliki rumus struktur
molekul berbeda. Hal ini disebabkan karena pada suatu senyawa tertentu terjadi
proses isomerisasi. Ismerisasi merupakan peristiwa terjadi ketika dua senyawa
atau lebih memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan berbeda.
Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur
ikatan beda disebut isomer. Adapun jenis-jenis isomer yang terjadi pada
senyawa-senyawa kimia meliputi isomer Struktur (kerangka, posisi dan
fungsional) dan geometri (cis dan trans).
1. Isomer Alkana
Struktur alkana
dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga
atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6
dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata
atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus
struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama,
tetapi rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus
molekul C4H10 mempunyai dua kemungkina struktur ikatan
untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk
senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya
pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana
(C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk
menata atom-atom karbonnya yaitu:
Kita dapat
menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada
rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera
ditabel bawah ini:
Jumlah atom C
|
C4
|
C5
|
C6
|
C7
|
C8
|
C9
|
C10
|
Rumus molekul
|
C4H10
|
C5H12
|
C6H14
|
C7H16
|
C8H18
|
C9H20
|
C10H22
|
Jumlah isomer
|
2
|
3
|
5
|
9
|
18
|
35
|
75
|
2. Isomer
Alkena
Pada senyawa
alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8
sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa
alkena yaitu isomer struktur dan isomer geometri.
a.
Isomer Struktur
1.
Isomer
Kerangka/ Rantai
2. Isomer posisi
Isomer posisi
adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam
molekul yang sama.
b.
Isomer geometri
Ikatan rangkap
dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika diputar
akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga
mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari
ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh
berikut, ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3),
yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
c.
Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai
dari propena (C3H6)
3. Isomer Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia (C4H6)
memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan
dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang
dimiliki butuna (C4H6)
a.
Isomer Posisi
b.
Isomer kerangka/ rantai
c.
Isomer Fungsi
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hydrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin,
gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2
juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon
yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan
atom-atom karbon dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan
memiliki kegunaan yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain
dalam penggunaan sehari-hari dalam bidang sandang, pangan serta papan. Dalam
penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.
B.
Saran
Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita
bisa mengerti tentang reaksi senyawa hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya
dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu
pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah
sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi
pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmerko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kimia-senyawa-hidrokarbon.html
(diakses kamis 3/12/2015)
http://putriaswantihsn.blogspot.co.id/2015/03/alkana-alkena-alkuna-beserta-sifat.html
(diakses jum’at 4/12/2015)
https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/23/tatanama-alkana-alkena-dan-alkuna/
(diakses jum’at 4/12/2015)
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق